WELCOME

Selasa, 07 Desember 2010

Cerpen edisi 1 (terbit setiap selasa)

Di kelas, semua anak banyak yang tidak mendengarkan penjelasan Pak Karyo. Ada yang ngobrol, ada yang ketiduran (jangan ditiru!), ada juga yang mau mendengar penjelasan tentang pelajaran dari Pak Karyo, tapi aku tak termasuk dari para pendengar. 5 menit, aku mendengarkan, 5 menitnya lagi dipakai untuk ngobrol-ngobrol dengan teman sebangkuku, Kiara.      "... Nah .... inilah. Matematika itu sebenarnya gampang tapi harus ingat rumusnya. Salah-salah, akibatnya fatal, blablabla ...," Pak Karyo terus mengoceh. Kulihat sebentar-bentar Pak Karyo mengerutkan kening sambil tersenyum tipis. Entah apa yang ia pikirkan, tapi aku merasa kasihan kepada Pak Karyo, sebab banyak murid-murid yang tak mengacuhkannya. Hanya Aam si Ketua Kelas, Ane si Wakil, Paxia si Sekretaris, Yudhi si Bendahara, dan Egy si Keamanan. Aku dan Kiara? bentar-bentar noleh, lalu ngobrol lagi.      "Yah, baiklah. Waktu habis, Anak-Anak. Sekarang waktunya istiraat, telah tiba." kata Pak Karyo sambil tersenyum dan .. kelihatannya ia lunglai.      "Am, kenapa ya, Pak Karyo lunglai banget?" tanya Kiara dan aku pada Aam.      "Sakit, kali ... enggak tahu, tuh!" jawab Aam sekenanya saja.                                                     ***     Saat masuk Istirahat, Pelajaran Bahasa Inggris.      "Ini ya, anak-anak kelas 6-Bilingual!!! Kelas unggulan, tapi berisik banget, ya!!!! Tidak bertanggungjawab, sangat susah diatur!!!" bentak Mrs. Feny yang sudah berumur itu. "Pantas saja, kasihan pak Karyo, ia mau memutasikan diri ke SDN Pavilia Indah! kelas ini susah diatur, sering berisik, dan tidak bertanggungjawab! Dikasih PR 2 minggu, hanya Aam, Ane, Paxia, Yudhi, Egy, Tania, dan Kiara yang mengerjakan. kelas macam apa ini??? Tiru dong, kelas 6A, 6B, dan 6C!"      "Hah .. apa?? Mistress, Pak Karyo mau mutasi diri ke SDN Pavilia Indah???" tanyaku kaget. I'm really-really shocked.      "Iya, Tania." kata Mrs. Feny. Ia mengusap peluh yang berbanjiran di kerudungnya.      Astagfirullah hal-azim! Ya Allah, kenapa aku tidak pernah memikirkan ini sebelumnya??? Ternyata, kelasku ini, kelas yang manja dan berisik, juga tak bertanggungjawab, telah mengakibatkan Pak Karyo mutasi diri ke SDN Pavilia Indah, sekolah terbagus di kotaku! Katanya, Pak Karyo adalah guru yang bagus, berarti ... keunggulan sekolah kami akan menurun, dan kalah oleh SDN Pavilia Indah jika Pak Karyo pindah ke sana!!! Gawat ...                                                  ***     "Aam, Ane, bagaimana kalau besok kita adakan pesta perpisahan, dan kado-kado untuk Pak Karyo?" usulku dan Kiara kepada sepasang ketua kelas itu.      "Ide bagus! Oke, kiyta kasihtahu ke seluruh muridnya, ya, oke?!" Ane setuju.       "Okeee ...!!!" jawab kami semua.                                                      ***     Esoknya di kelas, semuanya sudah siap. Setengah jam untuk jam pelajaran berlalu, tetapi, Pak Karyo tidak terlihat-lihat juga. Tiba-tiba Mr. Syaiful memasuki ke kelas kami.      "Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!"      "Wa 'alaikumslaam Warahmatullahi Wabarakatuh!"      Sampai istirahat, kami belajar bersama Mr. Syaiful. Aku bingung, mengapa kelasku diajar sama dia??? Kenapa bukan sama Pak Karyo, ya??? Kuutarakan perasaanku kepada Aam dan Ane, lalu Ane menanyakannya kepada Pak Syaiful.      Olala .... Ternyata, Pak Karyo sudah pindah ke 'tempat kerja' barunya! Hiks ... astagfirullah alazim. AKu sedih, aku menyesal, dan betapa teganya aku dan teman-temanku. Menyesal karena--Pak Karyo sedih karena tak ada gunanya mengajar kami semua yang bandel-bandel! Sehingga Pak Karyo pun pindah tak bilang-bilang--tak sepenuhnya tak bilang-bilang, karena waktunya sangatlah mepet untuk mengucapkan kata perpisahan.      Oh, Pak Karyo! Maafkan aku dan teman-temanku ... semoga bapak mendengar permintamaafanku dan teman-teman ... Maafkanlah kami, Pak Karyo ...

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar